M Fadhilah Zein : Revolusi Dari Pinggir
"Revolusi
media tidak akan pernah terjadi di media arus utama. Mereka lebih sibuk
dengan popularitas, rating dan uang. Revolusi media lahir dari pinggir,
dan dilakukan oleh sekelompok orang yang dianggap tidak ada. Siapakah
mereka? Mereka adalah jurnalis Muslim yang senantiasa membela Agama
Kebenaran, penuh dedikasi dan keikhlasan meski dihadapkan pada banyak
keterbatasan. Salam hangat penuh cinta untuk mereka. Mari kita sambut
musim semi Indonesia" seperti itulah rangkaian kalimat yang di tuliskan oleh Mohamad Fadhilah Zein dalam bukunya yang terbit beberapa bulan lalu.
Jum'at 5 Juli 2013, Pukul 13.30 Bertempat di Masjid Raya Kota Bogor Dalam Rangkaian Acara Bogor Ramadhan Fair 1434 H. Salam Art Bersama Kesatian Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan Bedah Buku yang bertemakan tentang kezaliman terhadap umat. Dimoderatori oleh Zainul, sebagai mahasiswa IPB Bapak Fadilah Zein memaparkan beberapa konten yang menarik dari buku tersebut.
Pada kesempatan itu, sang penulis mengangkat kembali istilah 'journalisme prophetik' yang sebenarnya kata beliau sudah pernah diperkenalkan sebeumnya oleh wartawan senior. Buku itu -masih kata penulis, tidak menuliskan topik baru, melainkan hanya mengulang apa yang sebenarnya telah disinggung sebelumnya oleh wartawan-wartawan senior dengan dibingkai pengalamanya sebagai wartawan selama dua belas tahun. Media masa saat ini dinilai tidak lagi mementingkan kualitas berita dan etika-etika journalistik yang ada. seringkali berita yang tidak benar di lempar ke publik hanya karena kepantingan pihak-pihak tertentu. sedangkan pemerintah, pasca dihapuskannya departemen penerangan sudah tidak lagi memiliki power untuk mengontrol konten-konten media. dengan demikian kontrol terhadap media hanya dapat dilakukan oleh penyelenggara media itu sendiri ataupun masyarakat sebagai 'pembeli' berita.
Sayangnya, kata beliau dalam bukunya solititas antar media masa terlihat sangat kuat. terkait hal Tersebut beberapa media yang telah terbukti bersalah dalam gugatan hukum di pengadilan memilih untuk perdamai dengan pihak-pihak pihak yang menuntutnya, dengan memberikan hak jawab dan sejumlah 'hadiah' lainnya yang dalam banyak kasus tidak mampu memperbaiki opini publik yang telah dibangun lebih dahulu oleh media tersebut.
Ada banyak fakta dalam buku tersebut tentang sejumlah wartawan senior yang dipecat hanya karena mempertahankan idealismenya dalam penulisan berita. fakta tentang kekeliruan-kekeliruan media juga di tampilkan dalam buku tersebut. sebagai penutup sang penulis yang sempat menjadi News Produser di TV-One sempat menyampaikan sebuah ide untuk memulai revolusi media dari kalangan umat islam. karena jurnalisme sangat dekat dengan nilai-nilai islam, terkait erat dengan empat karakteristik kenabian : Sidik, Tabligh, Amanah, Fathonah. terkait hal itu penuis menyebutnya 'Revolusi dari Pinggir'(ysn)
Jum'at 5 Juli 2013, Pukul 13.30 Bertempat di Masjid Raya Kota Bogor Dalam Rangkaian Acara Bogor Ramadhan Fair 1434 H. Salam Art Bersama Kesatian Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan Bedah Buku yang bertemakan tentang kezaliman terhadap umat. Dimoderatori oleh Zainul, sebagai mahasiswa IPB Bapak Fadilah Zein memaparkan beberapa konten yang menarik dari buku tersebut.
Pada kesempatan itu, sang penulis mengangkat kembali istilah 'journalisme prophetik' yang sebenarnya kata beliau sudah pernah diperkenalkan sebeumnya oleh wartawan senior. Buku itu -masih kata penulis, tidak menuliskan topik baru, melainkan hanya mengulang apa yang sebenarnya telah disinggung sebelumnya oleh wartawan-wartawan senior dengan dibingkai pengalamanya sebagai wartawan selama dua belas tahun. Media masa saat ini dinilai tidak lagi mementingkan kualitas berita dan etika-etika journalistik yang ada. seringkali berita yang tidak benar di lempar ke publik hanya karena kepantingan pihak-pihak tertentu. sedangkan pemerintah, pasca dihapuskannya departemen penerangan sudah tidak lagi memiliki power untuk mengontrol konten-konten media. dengan demikian kontrol terhadap media hanya dapat dilakukan oleh penyelenggara media itu sendiri ataupun masyarakat sebagai 'pembeli' berita.
Sayangnya, kata beliau dalam bukunya solititas antar media masa terlihat sangat kuat. terkait hal Tersebut beberapa media yang telah terbukti bersalah dalam gugatan hukum di pengadilan memilih untuk perdamai dengan pihak-pihak pihak yang menuntutnya, dengan memberikan hak jawab dan sejumlah 'hadiah' lainnya yang dalam banyak kasus tidak mampu memperbaiki opini publik yang telah dibangun lebih dahulu oleh media tersebut.
Ada banyak fakta dalam buku tersebut tentang sejumlah wartawan senior yang dipecat hanya karena mempertahankan idealismenya dalam penulisan berita. fakta tentang kekeliruan-kekeliruan media juga di tampilkan dalam buku tersebut. sebagai penutup sang penulis yang sempat menjadi News Produser di TV-One sempat menyampaikan sebuah ide untuk memulai revolusi media dari kalangan umat islam. karena jurnalisme sangat dekat dengan nilai-nilai islam, terkait erat dengan empat karakteristik kenabian : Sidik, Tabligh, Amanah, Fathonah. terkait hal itu penuis menyebutnya 'Revolusi dari Pinggir'(ysn)
Komentar