rumput laut

PENGGUNAAN RUMPUT LAUT SEBAGAI PENGGANTI KAYU DALAM PEMBUATAN KERTAS



Kertas merupakan salah satu kebutuhan pokok dari kehidupan manusia. Contohnya saja kita sebagai mahasiswa pasti sangat membutuhkan kertas baik untuk membuat tugas, mencatat materi kuliah, bahkan untuk membuat karya tulis ini. Namun, mungkin sebagian dari kita tidak sadar bahwa kertas yang mendukung proses kelahiran manusia-manusia pandai ternyata dalam produksinya membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit dari hutan. Dari data produksi tahun 1999, 1 ton pulp memerlukan 4,5 m3 kayu bulat, dan pada tahun tersebut dibutuhkakan 24 juta m3 kayu bulat. Untuk memenuhi kebutuhan itu diperlukan sekitar 300.000 ha hutan alam. Bisa dibayangkan 10 tahun kemudian yaitu di tahun 2009 berapa ha hutan yang harus ditebang demi menghasilkan lembar demi lembar kertas. Penebangan hutan tersebut juga berdampak negatif pada lingkungan seperti terjadinya banjir, longsor, kekurangan air, limbahnya yang beracun dan fenomena berubahnya iklim dunia atau yang biasa kita sebut pemanasan global. Oleh karena itu, kita perlu menemukan bahan baku kertas yang lebih baik dan tidak memberikan efek negative kepada lingkungan, salah satunya adalah rumput laut.

Rumput laut (Seaweeds) adalah termasuk kelompok macro algae. Rumput dapat digunakan adalah rumput laut kelas alga merah dengan jenis Gelidium amansii dan Pterocladia lucia. Rumput laut jenis ini banyak tumbuh di Indonesia dan sedang dibudidayakan di Lombok. Keuntungan yang ditawarkan oleh rumput laut antara lain dalam proses produksi kertasnya tidak banyak menggunakan bahan kimia, hasilnya kertasnya putih bersih dan halus, pertumbuhannya yang cepat yakni 5-10 % sehari dengan masa panen 70 hari. Pertumbuhannya sangat cepat dibandingkan dengan pohon yang dapat dipotong setelah 15 tahun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fatma Qianna Althafunnisa

Pindah Blog

Semangat Menuntut Ilmu